26.4.06

My friends and I

Hari ini aku kembali sinting.. hue he he… bukan aku kalo nggak sinting namanya. Oh ya, ntah kenapa kalo aku menapaki jalan,,, terasa sepi. Sepi. Dunia ini terasa hanya aku saja yang berjalan. Bukan maksud aku untuk jadi romantis “dunia hanya milik berdua”. Nggak, sama sekali nggak ada maksud kayak gitu. Tapi aku jadi inget bahwa aku terlalu menyendiri.

Oke, jangan liat di samping ada tissue box , aku tahu. Ntah kenapa yah… aku selalu merasa aku berkemampuan lebih (narik napas nih)… Kayaknya lebih ke segi pelajaran. Karena aku selalu ngerasa. Sebenernya, aku bisa kalo aku lebih lanjut mempelajari semua itu, tapi aku nggak mau, Alias males. Aku udah bisa pelajaran-pelajaran itu. Oke malah. Yah, anggep aja kalo aku belajar bentar (harus dalam keadaan menyendiri dan belajar efektif) itu aku ‘masuk’ banget deh yang namanya pelajaran. Mau dari yang susah sampe yang biasa. Tapi nilai aku udah bagus menjulang. Yang aku pikir sekarang adalah. Kalo, aku mencoba lebih baik, aku pasti jadi juara kelas, kan?

Nah, lho! Kok jadi ngelantur. Kembali ke masalah, aku kayaknya seneng banget being alone. Sama aja kayak lagunya All by Myself nya Celine. Ohhh,, tapi nggak kayak yang di liriknya loh! Cuma judul doang. I don’t really feel everything goes by me. Nggak. Tapi kesendirian ini rupanya udah ngejerumusin aku. Gimana nggak? Aku jadi nggak bisa ngertiin perasaan orang.

Kalo aku ngeliat sekilas dari film “Oh! Feel Young” dengan karakter utama Phil Seung, dia itu orang yang perhatian. Rata-rata. Dia banyak merhatiin perasaan orang, gimana kalo orang lain dimarahin, gimana rasanya jadi bawahan, dll. Aku sendiri nggak pernah kebayang sampe kayak gitu. Sampe saat ini aku udah berusaha sekuat rupa untuk bisa curhat sama temen-temenku. Akhirnya, aku berhasil waktu masuk kelas 3 smp. But, temanku itu orang yang sibuk untuk diajak curhat juga. Telepon keluarganya juga sering dipake buat ditelpon (bukan nelpon). Aku nggak pewe. Kelas 1 sma, dengan bantuan ika, aku bisa cerita segalanya. Aku pernah ngalamin yang namanya curhat asalnya dari 15 menit sampe jadi 3 jam. Huh! Dari yang paling nyakitin ati ampe yang nggak meaning sama sekali.

Itu juga berlanjut ke kelas 2, walaupun aku nggak sepuas curhat ke amel daripada ika. Aku nggak ngalamin curhat tiga jam yang panjang, karena nelpon ke rumah amel berarti nyuruh sang penerima telpon untuk berdiri ngangkat telpon. Kasian. Capek deh. Aku juga nggak bakal betah. Tapi satu hal yang sama di antara ketiga sobat baikku dari tiga smp yang sering kuajak curhat sampe saat ini. Aku nggak bener-bener berteman. Aku nggak tahu gimana sifat asli mereka. Aku nggak tahu apa yang jadi kesukaan mereka secara keseluruhan, aku nggak tau memori terindah mereka. Aku nggak tau. Tapi, mereka tau semua tentang aku. Well, our friendship become so parasitism. Aku parasit. Aku nggak mau inget sama mereka, kejam banget kan. Masa, temen ku yang kelas 3 itu sekarang ulang tahunnya kan sama ama temen yang kelas2, tapi aku Cuma kasih kado ke yang kelas 2. kelas 3 gak, sama temenku segank diajak kumpul ke rumah dia aja aku nggak ikut.Aku ini bener-bener parah yagh…

Cape nih udahan dulu…

Wassalam.

8.4.06

Broken Vow

Tell me her name
I want to know
The way she looks
And where you go
I need to see her face
I need to understand
Why you and I came to an end
Tell me again
I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
When I'm here all alone
Remembering when I was your own
[Chorus:]
I'll let you go
I'll let you fly
Why do I keep asking why
I'll let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow
Tell me the words I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time
[Chorus]
I close my eyes
And dream of you and I
And then I realize
There's more to life than only bitterness and lies
I close my eyes
I'd give away my soul
To hold you once again
And never let this promise end
[Chorus]


Yah,, mendalam gitu deh...

7.4.06

-Tifosi-

Hari itu, kami rakor, rapat koordinasi sedepartemen info. Semua direktorat datang, mading, buletin, dan tentunya aku dan temanku dari tifosi datang memenuhi janji. Semuanya tampak baik, masalah dipaparkan satu persatu. Kurangnya rasa sadar dan koordinasi antara ikhwan dan akhwat menjadi alasan kami. Departemen info sudah seharusnya memberikan info hangat dalam bagian yang telah dicetak, ditulis, dan dipublikasi untuk khalayak SMA Belitung kanan terutama anggota DKM Al-Furqan. Sementara tifosi, dipublikasikan lebih luas, tidak hanya untuk warga SMA Belitung kanan, anggota DKM, tetapi juga untuk para muslimin dan muslimah di luar Jawa sana.


Yang jadi masalah terbesar kami adalah kurang rasa sadar. Benar? Kurasa, ya. Rasa sadar disini mengartikan kami malas mengerjakan tugas kami yang seharusnya : kami terlalu sibuk dengan tugas kami yang makin lama makin menggunung. Tapi sepertinya juga, rakor itu telah menyadarkan kami. Akibarnya jatah terbit tifosi yang seharusnya satu setengah bulan yang telah kami langgar empat kali, alias dari waktu tiga perempat tahun baru satu yang diproduksi, kami memutuskan menerbitkan tifosi dalam jangka tiga minggu kedepan.

Waktu yang singkat. Tapi kami memang harus bertanggung jawab, sudah jadi tanggung jawab seorang anggota DKM. Rasanya tidak adil bila kami bermalas-malas, sementara departemen rohis saja yang tidak berproker (program rencara kerja) memiliki buletin, mereka menerbitkan buletin. Seminggu sekali pula. Menyedihkan, dibanding dengan buletin departemen info yang juga terbit seminggu sekali, sekarang sudah terbengkalai tak bernyawa.

Penyesalan memang selalu hadir di akhir. Aku betul-betul ingin minta maaf pada kadep (kepala departemen) kami, Luqman. Terimakasih juga untuk teman-temanku di direktorat tifosi. Ardhi. Lita. Aryo. Marly.


hah,, thea ada apa dengan mu hari ini ?? he he,, "berbahasa" sekali-kali...